MAKALAH
AGAMA
ISLAM (POLITIK DALAM ISLAM)
Oleh
Kelompok
8
Nama : - Wira Prayana
- Nur Indah Sari
- Muhammad Iqram
Kelas : Teknik Informatika D
FAKULTAS
TEKNIK
PRODI/JURUSAN
INFORMATIKA
UNIVERSITAS
SULAWESI BARAT
TAHUN
2017
Makalah Politik Dalam Islam
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Umat muslim, dalam hidupnya berpegang teguh pada Al Qur’an
dan Al Hadist sebagai pedoman hidupnya. Dari kedua pedoman tersebut, umat muslim
tidak perlu khawatir dalam menjalani persoalan hidup. Segala apa yang menjadi
persoalan, solusi, peringatan, kebaikan dan ancaan termuat di dalam pedoman
tersebut. Bahkan dalam Al-Qur’andan Al Hadist permasalahan politik juga
tertuang didalamnya.
Diantaranya membahas: prinsip politik islam, prinsip politik
luar negeri islam. Baik politik luar negeri dalam keadaan damai maupun dalam
keadaan perang.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Fase-Fase Era Kenabian
2. Islam Dan
Politik
3. Bukti-bukti
Sejarah
4. Pengertian
Politik dalam Islam
5. Konstribusi
yang dilakukan agama islam dalam kehidupan politik berbangsa dan bernegara
6. Tersiarnya
islam di ndonesia
7. Pergerakan
yang berada di Indonesia
8. Asas-asas
sistem politik dalam Islam
9.
Prinsip-prinsip sistem politik
10. Tujuan politik
dalam islam
11. Dasar-dasar
politik dalam Islam
12. Eksistensi Islam
dan Hukum islam dalam sistem hukum di Indonesia
C. TUJUAN
1. Memberikan
penjelasan tentang Fase-fase Era Kenabian
2. Memberikan
Penjelasan tentang Islam dan Politik & Bukti-bukti sejarahnya
BAB II
PEMBAHASAN
ERA KENABIAN
Era ini merupakan era pertama dalam sejarah Islam.Yaitu
dimulai semenjak Rasulullah SAW memulai berdakwah mengajak manusia untuk
menyembah Allah SWT hingga meninggalnya beliau.Era ini paling baik jika kita
namakan sebagai era "kenabian" atau"wahyu". Karena era itu
memiliki sifat tertentu yang membedakannya dari era-era yang lain. Ia merupakan
era ideal yang padanya ideal-ideal Islam terwujudkan dengan amat sempurna. Era
ini terbagi menjadi dua masa, yang keduanya dipisahkan oleh hijrah. Kedua fase
itu tidak memiliki perbedaan dan kelainan satu sama lain, seperti yang diklaim
oleh beberapa orientalis. Bahkan fase yang pertama merupakan fase yang menjadi
titik tolak bagi fase kedua.Pada fase pertama, embrio 'masyarakat Islam' mulai
tumbuh, dan telah ditetapkan kaidah-kaidah pokok Islam secara general.Kemudian
pada fase kedua bangun 'masyarakat Islam' itu berhasil dibentuk, dan
kaidah-kaidah yang sebelumnya bersifat general selesai dijabarkan secara
mendetail.Syari'at Islam disempurnakan dengan mendeklarasikan prinsip-prinsip
baru, dan dimulailah pengaplikasian dan pelaksanaan prinsip-prinsip itu
seluruhnya.Sehingga tampillah Islam dalam bentuk sosialnya secara integral dan
aktif, yang semuanya menuju kepada tujuan-tujuan yang satu.
PENGERTIAN POLITIK MENURUT ISLAM
Politik dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah
siyasah.Oleh karena itu, di dalam buku-buku para ulama salafush shalih dikenal
istilah siyasah syar’iyyah, misalnya. Dalam Al-Muhith, siyasah berakar kata
sasa-yasusu. Dalam kalimat Sasa addawaba yasusaha siyasatan berarti Qama
‘alaiha wa radlaha wa adabbaha (mengurusi, melihatnya, dan mendidiknya).Bila
dikatakan sasa al amra artinya dabbrahu (mengurusi/mengatur perkara).Asal makna
siyasah (politik) diterapkan pada pengurusan dan pelatihan pengembalaan.
. Menurut Hasan
Al-Bana menyimpulkan bahwa pilar utama untuk membangun pilar kekuatan utama
ummat ialah: kesabaran (ash-shabru), keteguhan (ats-tsabat), kearifan
(al-hikmah), dan ketenangan ( al-anat) semua itu bersangkutan dengan kekuatan
kejiwaan (al-quwwah an- nafsiyah) suatu bangsa. Hasan Al-Banna menyimpulkan
adanya lima babak yang akan dilalui yaitu: kelemahan (adh-dho fu), kepemimpinan
(az-zuaamah), pertarungan (ash-shiraa u), iman (al-iman), dan pertolongan Allah
(al-intishar).
C. KEDUDUKAN
POLITIK DALAM ISLAM
Terdapat tiga
pendapat di kalangan pemikir muslim tentang kedudukan politik dalam syariat Islam.
Yaitu :
Pertama, kelompok yang menyatakan
bahwa Islam adalah suatu agama yang serbah lengkap didalamnya terdapat pula
antara lain system ketatanegaraan atau politik. Kemudian lahir sebuah istilah
yang disebut dengan fikih siasah (system ketatanegaraan dalam islam) merupakan
bagian integral dari ajaran islam. Lebih
jauh kelompok ini berpendapat bahwa system ketatanegaraan yang harus diteladani
adalah system yang telah dilaksanakan oleh nabi Muhammad SAW dan oleh para
khulafah al-rasyidin yaitu sitem khilafah.
Kedua, kelompok yang berpendirian bahwa islam adalah agama dalam
pengertian barat. Artinya agamatidak ada hubungannya dengan kenegaraan. Menurut
aliran ini nabi Muhammad hanyalah seorang rasul, seperti rasul-rasul yang lain
bertugas menyampaikan risalah Tuhan kepada segenap alam. Nabi tidak bertugas
untuk mendirikan dan memimpin suatu Negara.
Ketiga, menolak bahwa Islam adalah agama yang serba lengkap
yang terdapat didalamnya segala sistem ketatanegaraan, tetapi juga menolak
pendapat bahwa Islam sebagaimana pandanagan barat yang hanya mengatur hubungan
manusia dengan Tuhan.Aliran ini berpendirian bahwa dalam Islam tidak teredapat
sistem ketatanegaraan, tetapai terdapat seperangkat tata nilai etika bagi
kehidupan bernegara.
Sejarah membuktikan bahwa nabi kecuali sebagai rasul,
meminjam istilah harun nasution, kepala agama, juga beliau adalah kepala
negara.Nabi menguasai suatu wilayah yaitu yastrib yang kemudian menjadi Madinah
Al-Munawwarah sebagai wilayah kekuasaan nabi sekaligus manjadi pusat
pemerintahannya dengan piagam Madinah sebagai aturan dasar
kenegaraannya.Sepeninggal nabi, kedudukan beliau sebagai kepala negara
digantikan abu bakar yang merupakan hasil kesepakatan tokoh-tokoh sahabat,
selanjutnya disebut khalifah.Sistem pemerintahannya disebut “khalifah”. Sistem
“khalifah” ini berlangsung hingga kepemimpinan berada dibawah kekuasaan
khalifah terakhir, ali “karramah allahu wajhahu”.
D. DEMOKRASI DALAM
ISLAM
Kedaulatan mutlak dan keesaan tuhanyang terkandung dalam
konsep tauhid dan peranan manusia yang terkandung.Dalam konsep khalifah
memberikan kerangka yang dengannya para cendikiawan belakangan ini
mengembangkan teori politik tertentu yang dianggap demokratis.Didalamnya
tercakup definisi khusus dan pengakuan terhadap kedaulatan rakyat, tekanan pada
kesamaan derajat, manusia, dan kewajiban rakyat sebagai pengemban pemerintahan.
Demokrasi islam
dianggap sebagai sistem yang mengekuhkan konsep-konsep islam yang sudah lama
berakar, yaitu musyawarah {syura}, persetujuan {ijma’}, dan penilaian
interpretative yang mandiri {ijtihad}.
Musyawarah,
konsensus, dan ijtihad merupakan konsep-konsep yang sangat penting bagi
artikulasi demokrasi islam dalam kerangka keesaan tuhan dan kewajiban-kewajiban
manusia sebagai khalifah-Nya. Meskipun istilah-istilah ini banyak diperdebatkan
maknanya, namunlepas dari ramainya perdebatan maknanya didunia Islam,
istilah-istilah ini memberi landasan yang efektif untuk memahami hubungan
antara islam dan demokrasi di dunia kontemporer.
Islam mengandung ajaran yang berlimpah tentang etika dan
moralitas kemanusiaan, termasuk etika dan moralitas politik.Karena itu, wacana
politik tidak bisa dilepaskan dari dimensi etika dan moralitas.Melepaskan
politik dari gatra moral-etis, berarti mereduksi Islam yang komprehensif dan
mencabut akar doktrin Islam yang sangat fundamental, yakni akhlak
politik.Dengan demikian, muatan etika dalam wacana politik merupakan
keniscayaan yang tak terbantahkan.
Al-Mawardi, ahli
politik Islam klasik terkemuka (w.975 M) merumuskan syarat-syarat seorang
politisi sebagai berikut: Bersifat dan berlaku adil, Mempunyai kapasitas
intelektual dan berwawasan luas., Profesional., Mempunyai visi yang jelas,
Berani berjuang untuk membela kepentingan rakyat.
Politik dalam Islam menjuruskan kegiatan umat kepada usaha
untuk mendukung dan melaksanakan syari’at Allah melalui sistem kenegaraan dan
pemerintahan.la bertujuan untuk menyimpulkan segala sudut Islam yang syumul
melalui satu institusi yang mempunyai syahk siyyah untuk menerajui dan
melaksanakan undang undang.
Pengertian ini
bertepatan dengan firman Allah yang mafhumnya: “Dan katakanlah: Ya Tuhan ku,
masukkanlah aku dengan cara yang baik dan keluarkanlah aku dengan cara yang
baik dan berikanlah kepadaku daripada sisi Mu kekuasaan yang menolong.” (AI
Isra’: 80).
MASYARAKAT MADANI
Masayarakat madani adalah masyarakat yang beradap,
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu
pengetahuan, dan teknologi. Karena itu didalam ilmu filsafat, sejak filsafat
Yunani sampai masa filsafat Islam juga dikenal istilah madinah atau polis, yang
berarti kota yaitu masyarakat yang maju dan berperadaban. Masyarakat Madinah
menjadi simbol idealisme yang diharapkan oleh setiap masyarakat.
F. ASAS-ASAS SISTEM POLITIK ISLAM
1. HAKIMIYAAH
ILAHIYYAH
Hakimiyyah atau memberikan kuasa pengadilan dan kedaulatan
hukum tertinggi dalam sistem politik Islam hanyalah hak mutlak Allah.Hakimiyyah
Ilahiyyah membawa arti bahwa terasutama kepada sistem politik Islam ialah tauhid
kepada Allah di segi Rububiyyahdan Uluhiyyah.
2. RISALAH
Risalah bererti bahawa kerasulan beberapa orang lelaki di kalangan
manusia sejak Nabi Adam hingga kepada Nabi Muhammad saw adalah suatu asas yang
penting dalam sistem politik Islam. Melalui landasan risalah inilah maka para
rasul mewakili kekuasaan tertinggi Allah dalam bidang perundangan dalam
kehidupan manusia.Para rasul meyampaikan, mentafsir dan menterjemahkan segala
wahyu Allah dengan ucapan dan perbuatan.
3. KHILAFAH
Khilafah bererti perwakilan.Kedudukan manusia di atas muka
bumi ini adalah sebagai wakil Allah.Oleh itu, dengan kekuasaan yang telah
diamanahkan ini, maka manusia hendaklah melaksanakan undang-undang Allah dalam
batas yang ditetapkan. Di atas landasan ini, maka manusia bukanlah penguasa
atau pemilik tetapi hanyalah khalifah atau
wakil Allah yang menjadi Pemilik yang sebenar.
PRINSIP-PRINSIP UTAMA SISTEM POLITIK ISLAM
1. MUSYAWARAH
Asas
musyawarah yang paling utama adalah berkenaan dengan pemilihan ketua negara dan
oarang-oarang yang akan menjawab tugas-tugas utama dalam pentatbiran ummat.
Asas musyawarah yang kedua adalah berkenaan dengan penentuan jalan dan cara
pelaksanaan undang-undang yang telah dimaktubkan di dalam Al-Quran dan
As-Sunnah. Asas musyawarah yang seterusnya ialah berkenaan dengan jalan-jalan
bagi menetukan perkara-perkara baru yang timbul dikalangan ummat melalui proses
ijtihad.
2. KEADILAN
Prinsip ini adalah berkaitan dengan keadilan sosial yang
dijamin oleh sistem sosial dan sistem ekonomi Islam. Dalam pelaksanaannya yang
luas, prinsip keadilan yang terkandung dalam sistem politik Islam meliputi dan
merangkumi segala jenis perhubungan yang berlaku dalam kehidupan manusia,
termasuk keadilan di antara rakyat dan pemerintah, di antara dua pihak yang
bersengketa di hadapan pihak pengadilan, di antara pasangan suami isteri dan di
antara ibu bapa dan anak-anaknya.
3. KEBEBASAN
Kebebasan yang diipelihara oleh sistem politik Islam ialah
kebebasan yang berteruskan kepada makruf dan kebajikan.Menegakkan prinsip
kebebasan yang sebenar adalah tujuan terpenting bagi sistem politik dan
pemerintahan Islam serta menjadi asas-asas utama bagi undang-undang
perlembagaan negara Islam.
4. PERSAMAAN
Persamaan di sini terdiri daripada persamaan dalam
mendapatkan dan menuntut hak, persamaan dalam memikul tanggung jawab menurut
peringkat-peringkat yang ditetapkan oleh undang-undang perlembagaan dan
persamaan berada di bawah kuatkuasa undang-undang.
5. HAK MENGHISAB PIHAK PEMERINTAH
Hak rakyat untuk menghisab pihak pemerintah dan hak mendapat
penjelasan terhadap tindak tanduknya.Prinsip ini berdasarkan kepada kewajiban
pihak pemerintah untuk melakukan musyawarah dalam hal-hal yang berkaitan dengan
urusan dan pentatbiran negara dan ummat.Hak rakyat untuk disyurakan adalah
bererti kewajipan setiap anggota dalam masyarakat untuk menegakkan kebenaran
dan menghapuskan kemungkaran.Dalam pengertian yang luas, ini juga bererti
bahawa rakyat berhak untuk mengawasi dan menghisab tindak tanduk dan
keputusan-keputusan pihak pemerintah.
H. TUJUAN POLITIK MENURUT ISLAM
Tujuan sistem politik Islam adalah untuk membangunkan sebuah
sistem pemerintahan dan kenegaraan yang tegak di atas dasar untuk melaksanakan
seluruh hukum syariat Islam.Tujuan utamanya ialah menegakkan sebuah negara
Islam atau Darul Islam. Dengan adanya
pemerintahan yang mendukung syariat, maka akan tertegaklah Ad-Dindan berterusanlah segala urusan manusia
menurut tuntutan-tuntutan Ad-Dintersebut. Para fuqahak Islam telah menggariskan
10 perkara penting sebagai tujuan kepada sistem politik dan pemerintahan Islam:
– Memelihara
keimanan menurut prinsip-prinsip yang telah disepakati oleh ulamak salaf
daripada kalangan umat Islam.
– Melaksanakan
proses pengadilan dikalangan rakyat dan menyelesaikan masalah dikalangan
orang-orang yang berselisih.
– Menjaga
keamanan daerah-daerah Islam agar manusia dapat hidup dalam keadaan aman dan
damai.
– Melaksanakan
hukuman-hukuman yang telah ditetapkan syarak demi melindungi hak-hak manusia.
– Menjaga
perbatasan negara dengan pelbagai persenjataan bagi menghadapi kemungkinan
serangan daripada pihak luar.
– Melancarkan
jihad terhadap golongan yang menentang Islam.
– Mengendalikan
urusan pengutipan cukai, zakat, dan sedekah sebagaimana yang ditetapkan syarak.
– Mengatur
anggaran belanjawan dan perbelanjaan daripada perbendaharaan negara agar tidak
digunakan secara boros atau kikir.
– Melantik
pegawai-pegawai yang cekap dan jujur bagi mengawal kekayaan negara dan
menguruskan hal-ahwal pentadbiran negara.
– Menjalankan
pengawalan dan pemeriksaan yang rapi dalam hal-hal awam demi untuk memimpin
negara dan melindungi Ad-Din.
BUKTI-BUKTI SEJARAH POLITIK ISLAM
a) SEJARAH POLITIK ISLAM MASUK KE INDONESIA
a.1. WAKTU
Pada baris besarnya ada dua pendapat tentang mula pertama islam masuk ke
Indonesia:
a Pendapat lama:
Abad ke 13 Masehi. Dikemukakan oleh para sarjana lama, antara lain N.H KROM dan
VAN DEN BERG.Ternyata pendapat lama tersebut mendapat sanggahan dan
bantahan.
b Pendapat baru:
Abad ke 7-8 Masehi. Para pendapat baru ini antara lain H. AGUS SALIM,
H.ZAINAL ABBAS: SAYEPALWI BIN TAHIR AL-HADAD , H.M.ZAINUDDIN,
HAMKA, NJUNED PARIDURI,
T.W.ARNOLD.
a.2. Tempat asal penyebaran Islam
Ada
tiga pendapat mengenai tempat asal penyebaran Islam ke Indonesia:
a India
(pendapat: SNOUCK HURGRONJ, H, KERAEMER & VAN DEN BERG)
b Persia
(pendapat P.A HOESAIN DJAJANINGRAT)
c Arab , Mekah
(pendapat Buya HAMKA)
a. 3.
Penyebar Islam
Ada
dua pendapat tentang para penyebar Islam ke Indonesia:
a. Disebarkan oleh para
saudagar muslim (MOEN: saudagar persia, HUSEN NAINAR: saudagar India: HAMKA: saudagar Arab)
b. Disebarkan oleh para
Mubaligh Muslim (SAYYIR ALWI, VAN DEN BERG)
b) Beberapa Pergerakan Islam di Indonesia
– Ada pergerakkan sosial (yang bergerak
dibidang kesosialan dalam Islam). Dan untuk kepentingan Da’wah dan pendidikan
Islam agar tersebar luas kemasyarakat.
– Ada
pergerakkan politik untuk menghimpun
kekuatan agar berkwantitas dan berkwalitas.
DASAR-DASAR POITIK DALAM ISLAM
Nilai-nilai dasar politik dalam AL Qur’an dan Al Hadist.
EKSTENSI ISLAM dan HUKUM ISLAM dalam SISTEM HUKUM di
INDONESIA
Membahas mengenai kehidupan beragama dalam perspektif
konstitusi dapat dijelaskan bahwa setiap warga negara wajib untuk memeluk dan
menjalankan agama, termasuk Agama Islam.Hal ini menjadi suatu konsekuensi bagi
pemeluk agama yang bersangkutan wajib menjalankan syariat agama.
Prinsip-prinsip
Hukum Islam yang dijadikan landasan
ideal fiqih sebagimana dikatakan oleh Juhaya S. Pradja yaitu:
1. Prinsip tauhidullah,
2. Prinsip insaniyah,
3. Prinsip tasamuh,
4. Prinsip ta’awun,
5. Prinsip silaturahim bain annas,
6. Prinsip keadilan, dan
7. Prinsip kemaslahatan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Politik merupakan pemikiran yang mengurus kepentingan
masyarakat.Pemikiran tersebut berupa pedoman, keyakinan hukum atau aktivitas
dan informasi. Beberapa prinsip politik islam berisi: mewujudkan persatuan dan
kesatuan bermusyawarah, menjalankan amanah dan menetapkan hukum secara adil
atau dapat dikatakan bertanggung jawab, mentaati Allah, Rasulullahdan Ulill Amr
(pemegang kekuasaan) dan menepati janji. Korelasi pengertian politik islam dengan
politik menghalalkan segala cara merupakan dua hal yang sangat bertentangan.
Islam menolak dengan tegas mengenai politik yang menghalalkan segala cara.
Pemerintahan yang otoriter adalah pemerintahan yang menekan
dan memaksakn kehendaknya kepada rakyat.Setiap pemerintahan harus dapat
melindungi, mengayomi masyarakat.Sedangkan penyimpangan yang terjadi adalah
pemerintahan yang tidak mengabdi pada rakyatnya, menekan rakyatnya.Sehingga
pemerintahan yang terjadi adalah otoriter. Yaitu bentuk pemerintahan yang menyimpang
dari prinsip-prinsip islam. Dalam politik luar negerinya Islam menganjurakan
dan menjaga adanya perdamain. Walaupun demikan islam juga memporbolehkan adanya
perang, namun dengan sebab yang sudah jelas karena mengancam kelangsungan umat
muslim itu sendiri. Dan perang inipun telah memiliki ketentuan-ketentuan hukum
yang mengaturnya.Jadi tidak sembarangan perang dapat dilakukan. Politik islam
menuju kemaslahatan dan kesejahteraan seluruh umat.
SARAN
Ada
baiknya jika kita mempelajari tentang pemikiran terutama baik tentang
pertumbuhannya, hakikatnya, sifat-sifatnya atau tujuan-tujuannya, niscaya ia
menyandang sifat ini, yaitu sifatnya sebagai suatu pemikiran politik. Syarat
ini merupakan faktor yang terpenting dalam pertumbuhan pemikiran ini.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Jabiri, Muhammad Abid. 2001. Agama, Negara: Dalam
Penerapan Syariah. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.
Al-Usairy, Ahmad.
2003. Sejarah Islam: Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX. Jakarta: Akbar Media
Eka Sarana.
Ash-Shadr, Sayid Muhammad Baqir. 2001. Sistem Politik Islam:
Sebuah Pengantar. Jakarta: Lentera.
Azra, Azyumardi, Dr.
1996. Pergolakan Politik Islam: Dari Fundamentalisme, Modernisme Hingga
Post-Modernisme. Jakarta: Paramadina.
Nasution, Harun, Prof. Dr. 1974. Islam: Ditinjau Dari
Berbagai Aspek, Jilid I. Jakarta: UI Press.
Pulungan, J. Suyuthi.
Dr. 1993. Fiqh Siyasah: Ajaran Sejarah Dan Pemikiran. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Syadzali, Munawir. H.
M.A. 1990. Islam Dan Tata Negara, Cet V. Jakarta: UI Press.
Syarif, Mujar Ibnu.
Drs. M.Ag. 2003. Hak-Hak Politik Minoritas Non Muslim Dalam Komunitas Islam:
Tinjauan Dari Prespektif Politik Islam. Bandung: Angkasa.
Hasby, Subky, dkk.2007. BUKU DARAS.PPA Universitas Bramijaya
; Malang
RisalahUsrah 3 –
Sistem-sistem Islam, Abu Urwah
SUMBER : http://khamriadhye.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment